Oleh : Adrinal Tanjung
Dalam perjalanan panjang sebagai abdi negara, hampir tiga dekade saya mengabdi di instansi pemerintah — dari Lembaga Pemerintah Non-Kementerian selama hampir 13 tahun, hingga sebuah kementerian selama lebih dari 16 tahun.
Berbagai dinamika dan tantangan telah dilalui. Berbagai pintu terbuka, di berbagai jabatan struktural selama hampir 16 tahun. Namun siapa sangka, pintu yang paling mengejutkan adalah pintu menulis.
Setelah empat tahun terakhir, saya bergabung dengan Pusat Strategi Kebijakan Pengawasan BPKP. Di sanalah saya menemukan ruang yang lebih luas untuk menyalurkan hobi yang selama ini hanya hidup dalam catatan pribadi yaitu menulis. Dari kebijakan, perjalanan dinas, hingga momen-momen kecil penuh makna — jejak literasi mulai menemukan tempatnya.
Setelah lebih dari dua dekade bekerja, dan menulis tak kurang 50 buku berbagai tema, kini menulis bukan sekadar hobi. Menulis menjadi pekerjaan. Dan menyenangkan sekali ketika hobi itu dibayar. (He he... siapa sangka?)
Lewat tulisan, saya bisa menyalurkan kecintaan pada dunia travelling,
bertemu banyak orang di banyak tempat — rekan, sahabat, para tokoh dan pejabat. Banyak jejak yang sudah ditulis dan diterbitkan dalam bentuk buku. Tentu saja sebuah legacy bagi tokoh yang ditulis. Bagi saya, tentu sebuah pengalaman berharga.
Setiap pertemuan bukan hanya tugas, tapi juga silaturrahmi. Dan setiap silaturrahmi selalu menyimpan cerita — yang layak ditulis, dibagikan, dan dikenang.
Kini, reuni adalah momen istimewa. Sebuah pertemuan yang tidak hanya mengobati rindu, tetapi juga menjadi ruang untuk merangkai kenangan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang bukan hanya catatan pribadi, melainkan warisan cerita untuk almamater tercinta.
Karena pada akhirnya, menang dalam hidup bukan sekadar soal jabatan atau pencapaian. Tapi soal menemukan gairah, membagikannya, dan memberi makna.
Itulah Winning with Passion versi saya.
Pramuka 33, 25 September 2025
