Oleh : Adrinal Tanjung
60 menit jelang adzan Ashar. Langit mulai meredup, waktu seakan melambat. Inilah saat terbaik untuk diam sejenak—menenangkan pikiran, menepi dari kesibukan, dan meresapi hening yang membawa kedamaian.
Di sela jeda ini, pikiran melayang kembali ke hari-hari sebelumnya. Lima hari tak ke kantor. Dua hari cuti bersama, dan tiga hari di antaranya adalah perjalanan singkat namun penuh makna: menuju Ternate, Maluku Utara.
Ternate, yang Tak Pernah Diduga
Berkunjung ke Ternate adalah kejutan yang menyenangkan—mimpi lama yang akhirnya terwujud. Dari 34 provinsi Indonesia sebelum penambahan wilayah baru, kini tinggal dua provinsi lagi yang belum dijejak: Maluku dan Kalimantan Utara. Ternate menjadi provinsi ke-32 yang berhasil disambangi, dan setiap langkah di sana menyisakan kesan yang dalam.
Betapa indahnya Ternate di sore hari. Langitnya bersih, udaranya membawa aroma laut, dan cahaya senja menyelimuti Pantai Batu Angus yang mempesona. Di sana, waktu seakan berhenti. Duduk berlama-lama, memandang cakrawala, mendengarkan ombak, hingga adzan Magrib memecah keheningan.
Masjid Raya Al Munawwar berdiri megah di tepian laut, menjadi simbol spiritualitas dan kedamaian kota ini. Suaranya seolah memanggil jiwa untuk kembali, lagi dan lagi. Ada ketenangan yang sulit dilukiskan, dan di situlah letak keindahannya—terasa, meski tak terucap.
My Trips, My Inspiration
Setiap perjalanan membuka cakrawala. Memberi kita bukan hanya pemandangan, tapi juga pemahaman. Tentang kearifan lokal, tentang kehidupan masyarakat yang berbeda, dan tentang diri sendiri yang terus tumbuh.
"My Trips My Inspiration" bukan sekadar semboyan. Ia adalah cermin dari semangat untuk menjelajah bukan hanya tempat, tapi juga makna. Dan di setiap tempat yang dikunjungi, selalu ada kisah yang layak diceritakan.
Menulis menjadi cara untuk mengabadikan setiap potongan kenangan. Menyusun kepingan pengalaman menjadi catatan hidup yang tak lekang oleh waktu. Dalam tulisan, pengalaman menjadi pengetahuan. Dalam tulisan, kenangan menjadi pelajaran.
Bekerja Sesuai Passion, Hidup yang Disyukuri
Ada kebahagiaan tersendiri ketika bisa bekerja sesuai passion.
Apa yang dibangun dalam rentang puluhan tahun kini mulai menuai hasil. Tapi ini bukan akhir, justru awal untuk lebih menikmati hidup dengan cara yang lebih bermakna.
Bukan untuk berhenti bergerak, melainkan bergerak dengan kesadaran.
Menulis, berbagi, membangun narasi, dan mewariskan jejak pemikiran bagi siapa saja yang ingin belajar dan terinspirasi.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Sore yang hening, perjalanan yang memperkaya, dan kesempatan untuk berkarya—semuanya adalah anugerah yang patut disyukuri.
Semoga dua provinsi terakhir, Maluku dan Kalimantan Utara, segera menyusul. Karena setiap tempat yang kita datangi, sejatinya bukan hanya tentang ke mana kaki melangkah, tapi juga ke mana hati dibawa pulang.
Bekasi, 18 Mei 2025