Langkah Pagi Menuju Ranah Minang

Kamis, 11 September 2025 Last Updated 2025-09-11T05:55:09Z


Oleh : Adrinal Tanjung

Tepat seminggu yang lalu, pada hari Kamis dini hari, saya memulai perjalanan menuju Bandara Soekarno-Hatta dari kediaman saya di Bekasi. Udara pagi masih dingin, langit belum sepenuhnya terang, dan waktu menunjukkan sekitar pukul 04.00. Dalam heningnya suasana menjelang adzan Shubuh, saya melangkah dengan penuh kesadaran bahwa hari itu bukan sekadar hari biasa. Saya harus tiba di bandara sebelum pukul 06.00 untuk proses check-in pesawat yang akan membawa saya ke Kota Padang.

Tujuan utama dari perjalanan ini adalah menghadiri rangkaian acara pernikahan anak kemenakan di Padang. Namun lebih dari itu, ini adalah momen penting untuk berkumpul bersama keluarga besar dan mempererat kembali jalinan silaturahmi yang sudah lama dinantikan. Di tengah rutinitas dan kesibukan sehari-hari, momen semacam ini menjadi sangat berarti.

Sementara saya berangkat lebih awal, pada siang harinya rombongan istri dan anak-anak akan menyusul menggunakan penerbangan berbeda. Oleh karena itu, sebelum keberangkatan, saya memastikan terlebih dahulu bahwa segala kebutuhan mereka—terutama terkait akomodasi di Padang—telah tersedia dan tertata dengan baik. Saya ingin memastikan bahwa hotel tempat mereka menginap sudah siap, agar setibanya mereka nanti, semuanya berjalan lancar dan nyaman.

Setibanya di bandara, waktu masih cukup untuk menunaikan shalat Shubuh. Sebuah momen yang memberi ketenangan sebelum terbang, sekaligus menjadi pengingat spiritual bahwa setiap perjalanan sebaiknya dimulai dengan doa dan ketundukan kepada Sang Pemilik Waktu.


Pesawat menuju Padang berangkat tepat waktu, tanpa kendala. Alhamdulillah. Dan ketika roda pesawat menyentuh landasan di Bandara Internasional Minangkabau, saya disambut oleh cuaca cerah dan langit biru yang seolah ikut menyambut kedatangan saya di Ranah Minang. Suasana tersebut menghadirkan rasa syukur yang mendalam, seolah menjadi pertanda baik untuk seluruh rangkaian acara yang akan dijalani.

Perjalanan ini, meskipun singkat secara durasi, memberikan ruang refleksi yang luas. Betapa pentingnya mempersiapkan segala hal dengan baik, mengawali hari dengan semangat Shubuh, dan menjalani setiap langkah dengan niat yang lurus.

Setelah pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Minangkabau, saya memutuskan untuk mencoba pengalaman berbeda dalam melanjutkan perjalanan menuju pusat Kota Padang. Alih-alih menggunakan taksi atau dijemput oleh keluarga, saya memilih naik kereta bandara. Kesempatan ini saya ambil sebagai bentuk eksplorasi sekaligus menikmati sisi baru dari perjalanan yang biasanya rutin saya lakukan.

Kereta bandara ini menawarkan biaya yang relatif murah dan menjadi alternatif transportasi modern yang nyaman. Dari atas kereta, saya dapat menikmati pemandangan Kota Padang yang mulai bergerak hidup, dengan deretan rumah dan aktivitas pagi yang khas. Perjalanan ini memberikan sensasi tersendiri—sebuah cara baru untuk mengenal kota yang selama ini hanya saya kenal dari cerita atau kunjungan singkat.


Sesampainya di Stasiun Simpang Haru, saya melanjutkan perjalanan dengan memesan ojek untuk menuju Pasar Raya. Di sana, mobil penjemputan telah disiapkan oleh adik saya. Kendaraan tersebut akan menjadi sarana transportasi selama saya berada di Kota Padang bersama keluarga, sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam menjalani rangkaian acara yang telah dijadwalkan.

Dari Pasar Raya, perjalanan dilanjutkan menuju Hotel Santika, salah satu hotel terbaik di Kota Padang yang sudah saya pastikan sebagai tempat menginap. Hotel ini tidak hanya menawarkan kenyamanan tetapi juga suasana yang tenang dan strategis, sangat mendukung untuk beristirahat dan mempersiapkan diri menjalani aktivitas keesokan harinya.

Pengalaman singkat ini mengingatkan saya akan pentingnya fleksibilitas untuk mencoba hal baru, bahkan dalam perjalanan yang sudah terasa familiar. Setiap detik yang dijalani dengan penuh kesadaran membawa makna tersendiri, dan menambah warna dalam kisah perjalanan saya di Ranah Minang.

Bekasi, 11 September 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Langkah Pagi Menuju Ranah Minang

Trending Now

Profil

iklan