Menyambut Dua Dekade Berkarya

Senin, 26 Mei 2025 Last Updated 2025-05-26T03:55:03Z

Oleh : Adrinal Tanjung 

Tak terasa, hampir dua dekade sudah saya menjelajahi dunia menulis — sebuah perjalanan panjang yang sunyi namun penuh makna. Di tengah kesibukan sebagai birokrat pada sebuah instansi pemerintah, saya memilih untuk terus menulis: bukan sekadar aktivitas tambahan, tetapi sebagai bagian dari identitas, cara berpikir, sekaligus jalan pengabdian.

Menulis bagi saya bukan hobi sesaat. Ia adalah panggilan jiwa — ruang tempat saya merenung, berdialog dengan diri sendiri, dan menyusun makna dari pengalaman-pengalaman yang berserakan di tengah tugas-tugas kedinasan. Dari ruang kerja kantor, dari perjalanan dinas, dari obrolan ringan bersama kolega, atau dari pengamatan terhadap dinamika sosial yang berkembang — semua bisa menjadi inspirasi untuk ditulis.


Namun, jalan ini bukan jalan yang mudah. Ia penuh pengorbanan.

Sebagai penulis yang tidak bergantung pada penerbit besar, saya kerap menerbitkan buku dengan biaya sendiri — jalur yang dikenal sebagai indie publishing. Bagi sebagian orang, ini bisa dianggap sebagai pilihan nekat. Tapi bagi saya, ini adalah wujud tanggung jawab terhadap karya. Saya ingin gagasan-gagasan saya tidak sekadar tersimpan dalam laptop atau tumpukan catatan, tetapi bisa dibaca, dipetik, dan mungkin, menginspirasi orang lain.

Biaya cetak, desain, penyuntingan, hingga distribusi — semua saya tanggung sendiri. Belum lagi biaya yang tidak tampak, seperti membeli buku-buku referensi untuk memperkaya tulisan. Setiap buku yang saya tulis lahir dari proses riset dan perenungan yang panjang, seringkali didukung oleh puluhan bacaan lain yang saya beli dengan uang pribadi. Di tengah kebutuhan hidup dan kewajiban lainnya, keputusan untuk terus membeli buku dan menerbitkan karya bukan hal yang mudah.


Namun, karena kecintaan yang begitu mendalam terhadap dunia literasi, saya tetap melakukannya.

Saya percaya, menulis adalah pengorbanan — bukan hanya soal waktu dan tenaga, tapi juga soal komitmen untuk tetap belajar, terus membaca, dan tak berhenti memberi. Di tengah tumpukan pekerjaan birokrasi yang tak pernah sepi, saya menyempatkan diri menulis: pagi-pagi sebelum matahari terbit, larut malam saat sebagian orang telah tertidur, atau bahkan di sela waktu istirahat kantor.

Hingga hari ini, saya telah menulis lebih dari 50 buku dengan beragam tema, serta ratusan artikel dan catatan reflektif yang lahir dari pengalaman dan perenungan. Setiap tulisan bukan sekadar dokumentasi pemikiran, tetapi juga potret perjalanan batin yang terus mencari makna dalam pengabdian dan kehidupan.


Saya meyakini bahwa birokrasi bukan sekadar soal aturan dan administrasi. Ia juga soal gagasan, nilai, dan kepekaan. Dan melalui tulisan, saya ingin membuktikan bahwa seorang birokrat pun bisa mencintai buku, bisa menjadi pelaku literasi, dan bisa turut menyumbang pemikiran untuk kemajuan bangsa.

Kini, memasuki dua dekade perjalanan ini, saya ingin mengajak semua yang pernah terlibat, mendukung, dan memberi semangat untuk merayakan "Dua Dekade Berkarya" — bukan sebagai puncak, tetapi sebagai tanda bahwa perjalanan ini akan terus berlanjut. Masih banyak kisah yang belum ditulis, masih banyak ide yang menanti dituangkan.


Dan selama hidup masih diberi waktu dan tenaga, saya akan terus menulis.

Karena bagi saya, menulis adalah bagian dari hidup itu sendiri.

Menulis adalah cara saya mencintai dunia — dan memberi makna dalam pengabdian.

Bekasi, 26 Mei 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Menyambut Dua Dekade Berkarya

Trending Now

Profil

iklan