Cinta yang Tak Tergantikan, Refleksi Idul Adha 1446 H

Sabtu, 07 Juni 2025 Last Updated 2025-06-07T05:40:04Z

Oleh : Adrinal Tanjung

Hari Raya Idul Adha selalu menghadirkan suasana penuh makna — sebuah momentum kontemplatif yang mempertemukan kita dengan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, dan kepasrahan total kepada Allah SWT. Tahun ini, saya dan keluarga merayakan Idul Adha di rumah kami di Kota Bekasi. Rencana pulang ke Ranah Minang belum bisa terwujud. Namun di balik keterbatasan itu, saya menemukan kelapangan batin yang luar biasa. Allah memberikan ruang yang lebih luas untuk merenung, bersyukur, dan memperdalam pemahaman akan hakikat ibadah kurban.

Masih segar dalam ingatan, usai Hari Raya Idul Fitri 1446 H, saya bersama keluarga mendapat kesempatan menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci, berziarah ke Makkah dan Madinah. Suasana haru dan syukur memenuhi setiap langkah — dari thawaf di sekitar Ka'bah, hingga bermunajat di Raudhah, tempat yang disebut sebagai taman surga.


Antara Ibadah Umrah dan Ibadah Haji

Saya sadar, ibadah umrah hanyalah sebagian kecil dari perjalanan spiritual menuju Allah. Ibadah haji jauh lebih menantang, lebih menyita tenaga, dan lebih menggetarkan jiwa. Perlu stamina prima untuk menjalani rangkaian rukun haji yang sangat padat. Betapa tidak, lebih dari tiga juta jamaah dari seluruh dunia berkumpul di Padang Arafah, dalam satu waktu dan satu tujuan yaitu memenuhi panggilan Ilahi.

Banyak saudara-saudara kita harus menanti lebih dari 10 tahun untuk bisa berhaji. Ada yang telah menabung bertahun-tahun, ada pula yang hanya bisa berharap dan berdoa agar diberi jalan dan kesempatan. Melaksanakan rukun Islam kelima bukan perkara mudah, baik dari sisi finansial, fisik, maupun kesempatan administratif. Maka tak berlebihan jika kita menyebutnya sebagai panggilan yang sangat istimewa. Dari sinilah saya semakin menyadari bahwa setiap ibadah memiliki jenjang spiritual yang unik, dan Idul Adha adalah salah satu puncaknya. Ia bukan hanya soal kurban hewan, tapi juga kurban hawa nafsu, ego, dan keterikatan duniawi.


Cinta dan Tunduk Tanpa Syarat

Kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, kembali menggetarkan relung hati kita. Ketika cinta kepada Allah melebihi segala bentuk cinta lainnya, pengorbanan pun menjadi kelegaan, bukan beban. Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa:

    "Pengorbanan bukan hanya melepas yang kita cintai, tapi menyerahkan seluruh diri dan hati kepada Sang Pemilik Segalanya."

Sudah Sejauh Mana Kita Mencintai Allah?

Idul Adha memberi ruang untuk bertanya kepada diri sendiri:

  • Sudah sejauh mana aku mencintai Allah melebihi segalanya?
  • Sudah seikhlas apa aku berkorban dalam hidup ini, untuk-Nya?

Manusia sering berharap pada sesama, namun kecewa saat tak sesuai harapan. Kita lupa, tempat kembali paling sejati adalah Allah, yang tak pernah meninggalkan, tak pernah lelah menanti kepulangan hamba-hamba-Nya.


    "Tidak ada langkah yang lebih baik selain melangkah lebih dekat kepada Tuhan.  Dan tidak ada harapan yang lebih mengecewakan selain berharap pada seseorang."

Perjalanan spiritual bukan lomba cepat. Ada masa ketika kita kuat berlari, ada masa hanya sanggup merangkak. Tapi Allah tak melihat seberapa cepat kita tiba, melainkan seberapa besar usaha kita untuk terus berada di jalan-Nya.

    "Jika kau tidak mampu berlari, berjalanlah. Jika berjalan pun tak bisa, merangkaklah.   Tuhan tak menilaimu dari seberapa cepat kau sampai,   tapi seberapa gigih kau bertahan di jalan-Nya."


Semangat Pengorbanan

Idul Adha 1446 H ini semoga menjadi pengingat bagi kita:

  •  Untuk tetap menyalakan api keikhlasan dalam beribadah.
  •  Untuk terus berjuang menjalani perintah-Nya dengan sabar dan cinta.
  •  Untuk tidak pernah putus harapan bahwa suatu hari, kita akan dipanggil menjadi tamu-Nya di Tanah Suci — baik untuk umrah, maupun menunaikan ibadah haji yang agung itu.

    "Tuhan lebih mencintaimu daripada siapa pun yang kau cintai." — Fajar Sulaiman



Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H.

Semoga setiap kurban, doa, dan perjuangan kita diterima oleh Allah SWT, dan menjadi cahaya penuntun dalam perjalanan hidup menuju ridha-Nya.

Bekasi, 7 Juni 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Cinta yang Tak Tergantikan, Refleksi Idul Adha 1446 H

Trending Now

Profil

iklan