Hadir dan Bermanfaat

Minggu, 29 Juni 2025 Last Updated 2025-06-29T04:49:32Z


Oleh : Adrinal Tanjung

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)

Waktu berjalan tanpa bisa ditahan. Kini, jelang usia 55 tahun, saya kerap menoleh ke belakang, melihat perjalanan panjang yang telah saya lalui. Bukan sekadar untuk mengenang, tetapi untuk memahami bagaimana setiap pengalaman membentuk saya hari ini. Bukan hanya sebagai pribadi, tetapi sebagai abdi negara, sebagai suami, sebagai ayah, dan sebagai manusia yang ingin hadir dan bermanfaat.

Sudah 28 tahun saya mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dalam rentang waktu tersebut, ada begitu banyak dinamika yang terjadi. Perubahan kebijakan, pergeseran sistem kerja, hingga tantangan adaptasi terhadap kemajuan teknologi. Tak semuanya mudah. Namun, saya belajar bahwa justru dalam setiap kesulitan, ada ruang untuk bertumbuh. Pengalaman bekerja tak hanya mengasah profesionalisme, tetapi juga ketahanan jiwa dan kelapangan hati.


Saya bukan tipe yang mudah mengekspresikan diri secara lisan, namun saya menemukan cara lain untuk berbicara kepada dunia yaitu melalui tulisan. Di sela kesibukan bekerja, saya menyempatkan diri untuk menulis. Memasuki dua dekade berkarya melalui narasi dan kata kata. Awalnya sekadar menuangkan gagasan, lama-kelamaan menjadi panggilan hati. Hingga hari ini, tak kurang dari 50 buku telah saya tulis. Sebuah capaian yang tak pernah saya rencanakan , tetapi lahir dari kesungguhan untuk berbagi ilmu dan pengalaman.

Menulis memberi saya ruang untuk hadir. Bukan hanya secara fisik, tetapi secara pemikiran dan perasaan. Buku-buku yang saya tulis membuka banyak kesempatan untuk berjejaring, berbagi, dan memberi inspirasi. Saya menyebutnya sebagai kartu nama terbaik, karena melalui tulisan, saya dikenal bukan karena jabatan, melainkan karena isi pikiran dan hati yang saya tuangkan.

Dalam dua tahun terakhir, saya mulai merasakan bahwa Allah membuka jalan yang lebih lebar. Peluang untuk berkontribusi di lingkungan kerja semakin terbentang. Saya percaya, ini bukan kebetulan, melainkan bentuk kasih sayang-Nya, agar saya tidak hanya menjalani hari, tetapi mengisi hari-hari itu dengan kebermanfaatan. Lima tahun masa pengabdian ke depan bukanlah waktu yang panjang. Namun saya yakin, jika dijalani dengan kesungguhan, bisa menjadi fase paling produktif dalam hidup saya.


Di sisi lain, kehidupan pribadi pun mengajarkan hal-hal yang tak kalah penting. 27 tahun menjalani pernikahan yang penuh dinamika telah mengajarkan saya untuk bersabar dan bersyukur. Dalam suka dan duka, saya belajar untuk menerima. Tentu saja tak mudah. Di tahun-tahun belakangan ini, saya mulai lebih menata emosi. Berbicara seperlunya, berusaha sekuat-kuatnya. Semakin bertambah usia, saya menyadari bahwa kebahagiaan bukan berasal dari apa yang kita miliki, tetapi dari hati yang ikhlas menjalani.

Tentu, tidak selalu mudah. Usia membuat tenaga tidak lagi sekuat dulu. Perubahan yang begitu cepat di luar sana menuntut saya untuk tetap adaptif. Tetapi justru di situ letak tantangannya. Tetap belajar, tetap bertumbuh, dan tetap hadir. Karena kehadiran bukan soal fisik, melainkan soal niat untuk memberi arti.

Hari ini, saya hanya ingin memberi. Jika ada sedikit ilmu, saya ingin membagikannya. Jika ada kesempatan, saya ingin membantu. Jika ada ruang, saya ingin mengisinya dengan kontribusi.


Saya ingin menjadi pribadi yang hadir dan bermanfaat, baik di institusi tempat saya bekerja, di lingkungan keluarga, maupun di masyarakat. Karena pada akhirnya, sebaik-baik manusia adalah yang paling memberi manfaat bagi sesamanya.

Dan selama Allah masih memberi usia, saya akan terus berusaha mewujudkannya. Dengan sisa waktu yang ada, dengan sisa tenaga yang tersisa, saya ingin menutup pengabdian ini bukan hanya dengan angka tahun, tetapi dengan jejak kebaikan yang tertinggal.

Bekasi, 29 Juni 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Hadir dan Bermanfaat

Trending Now

Profil

iklan