Tak Henti Berkarya

Rabu, 06 Agustus 2025 Last Updated 2025-08-06T03:20:43Z


Fiksi
Cerita Bersambung 04

Oleh: Adrinal Tanjung

Pensiun seringkali dianggap sebagai garis akhir.

Batas yang memisahkan antara masa aktif dan masa istirahat, antara memberi dan menikmati hasil.

Namun bagi Hanafi, setelah hampir tiga dekade mengabdi sebagai abdi negara dan dua dekade lebih menulis, pensiun justru membuka ruang baru.
Bukan akhir, melainkan awal yang lebih jernih.
Bukan perhentian, melainkan perubahan jalur dalam lintasan panjang pengabdian.

Selama ini ia terbiasa menyusun telaahan, memimpin rapat, menyelesaikan tugas negara dengan penuh tanggung jawab.

Di saat yang sama, di sela lelah dan sempitnya waktu, ia menyempatkan diri untuk menulis—satu paragraf, satu halaman, yang lambat laun menjadi puluhan buku dan ratusan artikel.

Sebuah dedikasi senyap yang lahir dari keyakinan bahwa tulisan adalah bentuk pengabdian yang tak lekang oleh usia.

Kini, menjelang masa pensiun yang tinggal enam tahun lagi, Hanafi memandang ke depan bukan dengan kegamangan, tapi dengan semangat.

Ia merasa justru akan semakin leluasa—dengan waktu yang tidak lagi terpotong rutinitas dan protokoler, pikirannya bisa lebih jernih untuk merangkai gagasan, menyusun refleksi, dan menulis lebih banyak karya bermakna.

"Sudah sejauh ini aku melangkah, tapi rasanya belum cukup.
Bukan karena aku tak bersyukur, melainkan karena aku tahu, masih banyak yang bisa kubagi.
Kalau selama ini aku menulis di sela waktu, nanti aku bisa menjadikan menulis sebagai waktu itu sendiri.
Ini bukan tentang mencari pengakuan, tapi tentang menuntaskan tugas jiwa—untuk terus memberi, dalam bentuk yang paling jujur yaitu karya."

Pengabdian tidak selesai di balik meja kerja.
Ia tetap hidup dalam kesadaran untuk terus menebar manfaat.
Dan Hanafi tahu, selama masih mampu berpikir dan merasa, maka ia juga masih bisa menulis.

Setiap kalimat yang ditulisnya kini tidak hanya memuat pengalaman, tapi juga nilai dan arah.
Ia tak lagi menulis semata-mata untuk menyampaikan pikiran, tetapi untuk menyentuh jiwa orang lain.
Karena semakin jauh usia menapaki waktu, semakin ia menyadari bahwa yang paling bernilai dari pengabdian adalah jejak yang ditinggalkan untuk kebaikan.

"Jika nanti aku tak lagi ke kantor, tak berarti aku berhenti berkontribusi.
Jika seragam sudah digantung, maka pena akan kupegang dengan lebih dalam.
Karena pengabdian sejati tak tergantung pada posisi, melainkan pada niat dan kesungguhan hati.
Dan aku akan terus menulis, karena aku tak ingin berhenti berkarya, meski usia bertambah dan pangkat telah usai."

Malam itu, saat membuka catatan reflektifnya, Hanafi menulis satu kalimat dengan tenang.

“Selama masih ada niat untuk memberi, maka aku akan terus menulis. Karena pengabdian tak berhenti, dan aku... tak henti berkarya.”

Bekasi, 5 Agustus 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tak Henti Berkarya

Trending Now

Profil

iklan