Oleh : Adrinal Tanjung
Dalam hidup, kita tak bisa memiliki segalanya dalam satu waktu. Ada keterbatasan yang harus kita terima, dan keputusan-keputusan penting yang harus kita ambil. Kita perlu memilih—bukan berdasarkan apa yang terlihat indah di mata orang lain, melainkan apa yang benar-benar memberi arti dan kebahagiaan dalam hidup kita sendiri.
Saya memilih untuk menempuh jalan yang tak banyak dipilih. Mengalokasikan lebih banyak waktu untuk berkreasi lewat narasi—menulis artikel dan buku, di sela tugas saya sebagai abdi negara. Dan awal tahun 2026 saya memasuki dua dekade berkarya lewat tulisan dan buku.
Tentu saja pilihan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan. Saya telah menjalani pengalaman sebagai pejabat struktural sebagai kepala sub bidang dan kepala bidang. Terakhir di jabatan administrator (eselon III)— tak kurang selama 10 tahun. Waktu yang cukup untuk memahami dinamika, ritme kerja, dan tekanan yang terus meningkat seiring tuntutan dan jenjang jabatan. Semakin tinggi posisi, semakin besar tanggung jawab, ekspektasi, dan tekanan yang menyertainya.
Dan saya sampai pada satu kesimpulan, hidup adalah tentang memilih, menjalani, dan menikmatinya. Saya memutuskan untuk beralih ke jabatan fungsional sebagai Pejabat Fungsional Ahli Madya sejalan dengan kebijakan penyederhanaan birokrasi yang diambil pemerintah di awal tahun 2020 lalu. Sebagian ASN merasa kecewa atau bahkan merasa dirugikan dengan kebijakan penyederhanaan birokrasi ini. Namun saya malah merasa bersyukur dengan adanya kebijaksanaan tersebut. Pilihan ini memberi saya ruang lebih luas untuk berkarya, berpikir, dan menulis—bukan hanya sekadar menjalankan tugas administratif.
Saya menyambut kebijakan penyederhanaan birokrasi yang digulirkan pemerintah dengan penuh suka cita. Karena kebijakan itu sejalan dengan pilihan hidup yang saya yakini. Saya ingin terus berkontribusi bagi institusi, bangsa, dan negara—dengan cara yang paling saya kuasai, diantaranya melalui tulisan. Selama hampir lima tahun terakhir saya merasa kesempatan untuk berkontribusi lewat gagasan dan pemikiran semakin terbuka lebar.
Dalam empat tahun terakhir, saya telah menulis lebih dari sepuluh buku, dengan berbagai tema. Dan saya yakin, lima tahun ke depan akan menjadi masa yang sangat produktif untuk terus menulis, berbagi gagasan, pemikiran yang memberi inspirasi.
Jabatan itu penting, tetapi bukan segalanya. Menulis pun tak kalah bergengsi—karena ia adalah jalan sunyi yang penuh makna. Menulis adalah legacy untuk generasi mendatang dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang dibagikan. Di dalamnya ada pemikiran, pengaruh, dan pengabdian yang tak selalu tampak di permukaan, tapi bisa terasa dampaknya jauh ke depan.
Bekasi, 19 September 2025