Oleh : Adrinal Tanjung
Dalam ajaran Islam, sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain. Ungkapan ini menjadi pengingat agar setiap langkah kita senantiasa memberi makna, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi sesama. Sejalan dengan itu, Gede Prama pernah menyampaikan perumpamaan yang indah, makna hidup yang sejati adalah ketika kita mampu membuat orang lain bahagia. Dari sanalah muncul dorongan tulus untuk berlomba-lomba dalam kebaikan — membahagiakan orang tua, keluarga, sahabat, dan siapa pun yang hadir di sekitar kita.
Dalam skala yang lebih sederhana namun penuh makna, semangat itu terlihat jelas dalam kerja keras panitia Reuni Akbar Akuntansi 89. Selama dua bulan terakhir, panitia telah menyiapkan acara ini dengan penuh dedikasi dan semangat kebersamaan. Tidak semua berjalan mulus — ada saja dinamika kecil yang mewarnai perjalanan, mulai dari perbedaan pendapat hingga sedikit salah paham. Maklumlah, panitia pun manusia biasa dengan berbagai kesibukan dan pandangan yang berbeda. Namun, di atas semua itu, ada kelapangan hati yang menuntun untuk saling memahami dan menyesuaikan diri.
Perbedaan yang semula tampak sebagai tantangan justru menjadi jembatan untuk memperkuat ikatan. Setiap diskusi, canda, dan kerja sama menumbuhkan rasa saling percaya dan menguatkan. Semua dijalani dengan satu niat untuk menghadirkan acara yang berkesan, hangat, dan membahagiakan bagi seluruh peserta reuni.
Semangat seperti inilah yang menjadi wujud nyata dari karya yang bermakna — bekerja bukan sekadar untuk hasil, tetapi untuk memberi kebahagiaan. Sebab pada akhirnya, hidup yang baik adalah ketika kita mampu menebar manfaat dan menghadirkan senyum di wajah orang lain. Dari perbedaan, kita belajar memahami. Dari kebersamaan, kita menemukan makna.
Reuni Akbar Akuntansi 89 bukan sekadar pertemuan setelah puluhan tahun berpisah. Ia adalah ruang untuk menautkan kembali kenangan, menyegarkan persaudaraan, dan merayakan perjalanan hidup yang telah membawa setiap pribadi hingga titik ini.
Di antara tawa dan cerita lama, terselip rasa syukur yang dalam — bahwa waktu boleh berlalu, tetapi persahabatan tak pernah pudar. Reuni ini menjadi saksi bahwa kebersamaan yang tulus mampu melampaui perbedaan, dan setiap perjumpaan adalah anugerah yang meneguhkan arti hidup saling menguatkan, saling menginspirasi, dan terus berkarya dalam kebaikan.
Sampai jumpa di Reuni Akbar Akuntansi 89. Bertemu langsung selalu lebih membahagiakan.

