Jelang Reuni dan Renungan di Kota Semarang

Sabtu, 18 Oktober 2025 Last Updated 2025-10-18T11:58:17Z


Oleh : Adrinal Tanjung

Menjelang sore, udara Kota Semarang masih terasa cukup panas. Pikiran saya melayang jauh, di antara kesibukan tugas negara dan bayangan pertemuan besar yang telah lama dinantikan. Ada rasa rindu yang perlahan tumbuh.  Sebuah kerinduan pada masa masa di kampus, pada rekan rekan seperjuangan, dan pada kisah lama yang kini akan kembali terajut.


Sudah lima hari saya berada di kota ini.  Menunaikan tugas negara sambil tetap memonitor dan menyiapkan diri menyambut momen istimewa, Reuni Akbar Akuntansi 89. Reuni yang telah dirancang sejak dua bulan lalu, dengan semangat kebersamaan yang terus terjaga, meski jarak dan waktu sering menjadi penghalang.

Para panitia bekerja di sela kesibukan masing-masing, memastikan setiap detail tersusun rapi. Kini, saat hari pelaksanaan kian dekat, tugas negara datang membawa tantangan tersendiri. Ada penugasan yang harus dilaksanakan, rapat yang harus dihadiri, dan tanggung jawab yang tak bisa ditunda.


Pertemuan reuni kali ini terasa begitu istimewa. Setelah 36 tahun melangkahkan kaki pertama kali di Kampus Perintis Kemerdekaan 77 Padang, akhirnya kesempatan untuk bertemu kembali datang juga. Wajah-wajah lama penuh semangat kini hadir membawa kisah dan pengalaman hidup yang beragam. Namun satu hal tetap sama, kebahagiaan yang muncul ketika bertemu langsung terasa lebih menghangatkan.  Melihat kembali senyum yang tulus dari rekan rekan seperjuangan di Kampus Perintis Kemerdekaan 77 dan Kampus Unand Limau Manis.

Waktu berjalan begitu cepat. Reuni menjadi pengingat bahwa setiap perjalanan memiliki jejak, dan setiap jejak menyimpan pelajaran berharga. Di balik tawa dan kenangan yang dibagikan, terselip rasa syukur atas kesempatan untuk terus tumbuh, berjuang, dan mengabdi. 


Reuni bukan sekadar temu kembali, melainkan momentum untuk merenungi arti perjalanan. Persahabatan yang tidak lekang oleh waktu, dan masa depan akan selalu lebih terang bila dijalani dengan kebersamaan.

Menulis menjelang sore seperti ini membuat saya kembali yakin, hidup adalah bermanfaat bagi orang lain, menjalani peran sebaik mungkin dan penuh syukur, serta hadir dan bermanfaat di mana pun takdir menempatkan kita.

Semarang, 18 Oktober 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jelang Reuni dan Renungan di Kota Semarang

Trending Now

Profil

iklan