Oleh : Adrinal Tanjung
Tiga bulan itu bukan sekadar waktu. Ia adalah ruang hening untuk memperlambat langkah kita. Untuk membaca jejak dan membaca makna, membaca ulang diri sendiri.
Di antara senja di Pantai Kuta, desir angin di Sanur, sunrise di Nusa Dua. Menulis bukan hanya untuk menyimpan cerita, tapi untuk merawat kesadaran.
Menulis bukan hanya untuk menuangkan apa yang pernah terjadi, tapi untuk memurnikan makna. Agar setiap pengalaman tak berhenti menjadi kejadian, tetapi berubah menjadi pelajaran.
Catatan ini ditulis untuk seorang sahabat, namun sesungguhnya ini juga untuk siapa pun yang sedang mengarungi jalan panjang karir dan kepemimpinan.
Bahwa integritas tidak pernah musnah oleh waktu dan kebaikan selalu menemukan jalannya. Pengabdian adalah warisan paling mulia yang dapat kita titipkan kepada generasi setelah kita.
Tiga bulan di Pulau Dewata ini menjadi laboratorium batin, ruang distilasi nilai, dan tempat untuk memahami. Perjalanan hidup bukan tentang seberapa cepat kita sampai, tetapi tentang kualitas nilai yang kita tinggalkan.
Pada akhirnya kepemimpinan itu bukan soal jabatan tertinggi yang pernah diduduki tetapi seberapa banyak kehidupan orang lain yang menjadi lebih bernilai karena kehadiran kita.
Bali, 10 November 2025



